Peringatan Hari anti korupsi jatuh pada tanggal 9 Desember lalu, seperti yang kita sudah tahu bahwa korupsi di negara kita yang tercinta ini, masih sangatlah sulit untuk di berantas. Pemberantasan Korupsi merupakan tanggung jawab pihak Kepolisian Republik Indonesia, namun seiring makin maraknya praktek korupsi di sekitar kita maka dibentuklah KPK ( Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ). KPK tentunya mempunyai dasar hukum mengapa terbentuk, dalam Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 sudah jelas bahwa KPK menangani kasus Korupsi sebesar 1Miliar dan Polri hanya yang ada dibawah 1 Miliar. jadi tidak benar bahwa KPK hanya menimbrung pihak Kepolisian justru dengan adanya KPK korupsi-korupsi di Indonesia satu per satu dapat dipecahkan. Memang dalam prakteknya sulit untuk menjerat para koruptor dengan hukuman yang berat, karena hukuman yang diutarakan oleh JPU di pengadilan selalu mentah saat putusan hakim. Tapi segi positifnya paling tidak koruptor sudah di pidanakan, jangan lihat lama tahananya. semua putusan hakim akan dipertanggungjawabkan kepada Allah swt.
,
Jadi mari kita dukung KPK dalam memberantas Korupsi
Minggu, 22 Desember 2013
Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia
Senin, 12 Agustus 2013
Cerita di Bulan Ramadhan 1434 H
Sabtu, 23 Februari 2013
Tindak Pidana Komputer
Pada awalnya tindak pidana komputer disebut dengan kejahatan komputer yang sasarannya ada data yang ada didalam komputer tersebut. Pada tahun 2000 an mulai disebut Cyber Crime ( Kejahatan Telematika ) yang sasarannya berbeda dengan kejahatan komputer, cyber crime jangkauan ilmunya lebih luas yaitu meliputi komputer dan jaringannya ( internet).
pada Tahun 1980 an, Apple sudah meluncurkan program Windows, Microsoft muncul dengan Windows baru pada awal 90 an.
Perilaku negatif yang disebabkan oleh internet :
- Pornografi, pedopilia,pelacuran dan kesusilaan
- Kejahatan Ekonomi seperti penipuan dan pemerasan
- perjudian
- cyber Terorist
Rabu, 16 Januari 2013
Isak Tangis Iringi Napi Korupsi ke Sukamiskin
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta -Isak tangis keluarga mengiringi keberangkatan narapidana kasus korupsi Jawa Timur di Stasiun Gubeng, Surabaya, Rabu, 16 Januari 2013. Sejak pagi, puluhan keluarga ini sudah menanti di area Stasiun Gubeng. Ada yang membawa bingkisan berupa pakaian dan ada juga yang membawa makanan."Sebanyak 30 narapidana dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin di Bandung, Jawa Barat, dengan menumpang Kereta Api Argo Wilis yang berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya," kata Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VIII Surabaya. Sejak Januari lalu, Lapas Sukamiskin ditetapkan sebagai lembaga permasyarakat untuk kasus korupsi sejak akhir Desember lalu.
Rombongan narapidana ini dinaikkan ke barisan gerbong 5 atau gerbong terakhir dari rangkaian kereta api. Sejumlah 13 orang petugas gabungan dari kepolisian, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia wilayah Jawa Timur.
Juru bicara Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Timur, Priyambodo Ari Wibowo, mengatakan pemberangkatan narapidana tersebut dilakukan setelah selesai urusan administrasi dan koordinasi pengajuan pengawalan dari Polda Jatim."Hari ini kami berangkatkan 30 koruptor. Sedianya kami berangkatkan 33 orang, tapi tiga yang lain masih bermasalah,” kata Priyambodo. Dua narapidana masih berstatus sebagai saksi dalam perkara lain, sedangkan satu narapidana lainnya sakit.
Dari 30 tahanan, tampak mantan Direktur Utama PD Pasar Surya Surabaya, Sucipto. Untuk menghindari sorotan kamera, wajah Sucipto ditutupi dengan kaos yang dipakainya. Dia sempat diperingatkan petugas. "Pak, awas jatuh," kata petugas tahanan ini ke Sucipto.
Dengan menggunakan seragam tahanan berupa kaos oblong warna biru bertuliskan Warga Binaan Klas I Surabaya dengan kedua tangan diborgol, mereka berangkat menuju Stasiun Kereta Api Gubeng Surabaya. Bus keluar dari pintu sebelah kiri pintu gerbang Lapas Kelas I Surabaya di Porong. Di depan bus, sebuah mobil sedan patroli dengan sirine meraung mengawal bus berwarna biru tua itu. Di belakang bus, tampak sebuah minibus dengan penumpang berseragam lapas.
SONY WIGNYA WIBAWA
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/16/063454833/p-Isak-Tangis-Iringi-Napi-Korupsi-ke-Sukamiskin
Bagaimana Jadi Pemimpin?
Rifa Nadia Nurfuadah
Rabu, 12 Desember 2012 14:08 wib
JAKARTA - Mendengar kata pemimpin tentu yang terbayang adalah mereka yang menjalankan roda pemerintahan seperti presiden, atau para direktur yang memastikan bisnis perusahaannya berjalan lancar. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelajar atau mahasiswa, kita juga menemukan banyak pemimpin. Sebut saja, ketua kelas, ketua OSIS, ketua BEM hingga dalam taraf kecil, ketua kelompok belajar atau tugas.
Terkadang, kita mengajukan segudang alasan untuk menolak ketika ditunjuk menjadi pemimpin. Tidak heran, menjadi pemimpin memang tugas yang cukup berat. Tetapi, menurut Sean Covey, penulis berbagai buku motivasional seperti The 7 Habits of Highly Effective Teens, menjadi pemimpin adalah sebuah tugas mulia.
"Sebab kita bisa mengarahkan orang ke jalan yang lebih baik. Kita punya kekuatan untuk mengubah orang lain ke arah yang kita inginkan demi mencapai tujuan bersama," kata Covey dalam seminar dan peluncuran buku terbarunya The 4 Disciplines of Execution di Financial Club, Grha Niaga, Jakarta, Rabu (12/12/2012).
Perubahan perilaku, kata Covey, merupakan salah satu strategi yang perlu diambil untuk mencapai tujuan. Pemegang gelar MBA dari Harvard Business School itu menegaskan, untuk menyelesaikan suatu tugas, tidak jarang kita harus mengubah banyak orang yang bekerjasama dengan kita. Sebuah survei memperlihatkan, sekira 65 persen inisiatif dalam kelompok kerja membutuhkan perubahan perilaku yang signifikan pada anggota kelompoknya.
"Di sinilah beratnya tugas pemimpin. Bayangkan, mengubah diri sendiri saja sulit, apalagi mengubah orang lain," imbuhnya.
Menjadi pemimpin juga berarti menentukan tujuan yang harus dicapai kelompok kita dan bagaimana strategi eksekusi yang paling efektif untuk tujuan tersebut. Sayangnya, sering kali, seorang pemimpin memiliki satu ide dan tujuan brilian namun kebingungan dalam menentukan strategi yang akan diambilnya. Belum lagi faktor tanggung jawab sehari-hari yang harus diselesaikan anak buah turut menjadi penghambat suksesnya pencapaian goal tersebut. Padahal, semua anggota tim harus melakukan upaya maksimal demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi.
Nah, jika kita kebetulan ditunjuk menjadi pemimpin kelompok, baik besar atau kecil, tidak perlu gusar. Dalam buku terbarunya, pria kelahiran 17 September 1964 itu punya empat formula yang dapat diterapkan agar kita mampu mengeksekusi strategi hingga mencapai hasil yang diinginkan. Tentu saja, eksekusi strategi ini perlu kita lakukan bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya.
1. Focus on the Wildly Important
Ini merupakan langkah pertama yang sangat vital dalam dinamika organisasi. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan anggotanya untuk memfokuskan pekerjaan pada hal-hal yang sangat penting. Dia harus mampu menciptakan suasana agar setiap anggota tim memberikan upaya terbaik terhadap beberapa tujuan yang paling penting, daripada sekedar memberikan upaya yang biasa-biasa untuk beragam tujuan.
Menurut Covey, akan lebih banyak ide bagus pada sebuah organisasi ketimbang kemampuan untuk mengeksekusinya. Dia mengilustrasikan jika seorang pemimpin memberi dua hingga tujuan yang harus dicapai anak buahnya, maka kemungkinan besar semua tujuan akan tercapai dengan maksimal. Jika dia menetapkan 4-10 tujuan, hanya satu atau dua tujuan yang akan tercapai. Dan jika lebih banyak lagi tujuan yang ditetapkan, misalnya 11 hingga 20 buah, tidak akan ada satu pun yang diselesaikan.
"Eksekusi hebat untuk ide tidak terlalu hebat lebih baik ketimbang eksekusi biasa saja untuk sebuah ide brilian," ujar Covey.
2. Act on the Lead Measures
Prinsip kedua adalah, sebagai pemimpin kita harus mampu menentukan hal-hal apa saja yang dapat menggerakkan kita dan tim untuk mencapai tujuan. Jika sudah ketemu, maka selanjutnya kita harus fokus bekerja pada hal-hal tersebut.
Alumnus Sastra Inggris dari Brigham Young University (BYU), tersebut menjabarkan, lead measures adalah hal-hal yang memprediksi hasil. Jika lead measures berubah, maka kita bisa memprediksikan bahwa ukuran hasil yang akan kita capai pun akan berubah. Selain itu, lead measures juga dapat dipengaruhi secara langsung oleh tim.
"Artinya, tim bisa mencapai lead measures tanpa ketergantungan dengan tim lain," tuturnya.
3. Keep a Compelling Scoreboard
Prinsip ini berarti seorang pemimpin harus mencatat pencapaian tim dan anggotanya dalam papan skor. Selain itu, dia juga harus memastikan setiap orang mengetahui hasil pencapaiannya secara mudah setiap saat.
Covey memaparkan, papan nilai ini diperuntukkan bagi sleuruh anggota tim. Angka-angka dalam papan nilai ini akan memotivasi anggota tim untuk bekerja lebih giat lagi. Mereka yang mengetahui sedang dalam "kekalahan", tentu akan mencari strategi untuk menang.
"Untuk mendorong eksekusi, kita membutuhkan papan nilai yang memiliki beberapa grafik sederhana; di sinilah seharusnya kita berada, dan di sinilah kita saat ini berada. Dalam lima detik atau kurang, siapa pun bisa memastikan apakah sedang menang atau kalah," paparnya.
4. Create a Cadence of Accountability
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan irama akuntabilitas, yakni sebuah siklus berulang yang menunjukkan kinerja masa lalu dan rencana untuk menggerakkan skor ke depan.
"Akuntabilitas dalam tim dibagi bersama. Kita membuat komitmen, lalu kita bertanggung jawab pada atasan. Tetapi yang lebih penting, kita bertanggung jawab pada satu sama lain, sesama anggota tim," ujar Covey.
Praktik prinsip keempat ini adalah dengan melakukan pertemuan secara rutin untuk menjaga akuntabilitas setiap orang dalam pencapaian Wildly Important Goals. Rapat rutin yang dihadiri seluruh anggota tim akan mengingatkan kembali apa saja yang menjadi tujuan utama kita di samping berbagai tugas keseharian yang harus kita tunaikan.
"Hasil yang dapat kita capai dengan disiplin mengadakan rapat sekali seminggu membahas sebuah sasaran selama jangka waktu yang panjang ternyata sangat menakjubkan," tutur Covey.
Keempat formula ini dapat membantu setiap pemimpin membawa timnya mencapai hasil dengan melakukan eksekusi atas strategi yang telah ditetapkan dengan mengubah perilaku setiap anggota tim. Meski demikian, prinsip-prinsip ini juga dapat diimplementasikan pada skala individu. Sekarang, sudah siap menjadi pemimpin, kan?(rfa)
Take from : http://kampus.okezone.com/read/2012/12/12/373/731031/bagaimana-jadi-pemimpin